Suatu Masaku



Rindulah aku pada suatu masa. Masa-masa yang telah lama ditinggalkan. Masa kecil yang penuh kenangan, menyenangkan, karena yang menyakitkan tak pernah mau ku kenang, atau memang sebenarnya tak ada yang menyakitkan. Saat semua yang ku tertawakan hanya badut-badut yang memainkan bola-bola ditangannya. Saat yang ku tangisi hanya karena tidak dibelikan permen atau boneka. Saat semua yang lalu lalang di benak hanya sesuatu yang sederhana. Bukan hal-hal yang perlu menyeka air mata lebih dalam, atau luka yang di torehkan dengan sengaja.

Aku suka hujan, saat aku berlarian dibawahnya dan tertawa lepas. Saat aku berkeliaran tak kenal luka. Saat aku tak perlu membedakan mana lelaki mana wanita, semua sama dari ujung kaki hingga kepala. Sebab kehidupan ternyata jauh lebih keras setelah aku tahu banyak hal. Ingin rasanya melakoni kehidupan anak kecil yang begitu jujur. Bermain karena ingin, tersenyum karena ingin, tertawa karena ingin. Saat semua terasa begitu mudah untuk dilangkahi.
Aku ingin kembali keusia tujuh tahunku dulu. Ketika keputusan terberatku adalah memilih krayon mana yang akan kugunakan. Ketika jatuh tersakitku hanyalah luka di lutut. Ketika semua orang tidak peduli dengan pakaian apa yang aku kenakan. Ketika coklat bukan makanan yang hanya terasa manis saat semua disekitarku pahit. 
Ketika kesepian bukan teman sehari-hariku. Ketika sendiri tidak pernah menjadi masalah. Ketika rindu bukan sesuatu yang menusuk. Ketika topeng bukan sesuatu yang kukenakan sehari-hari. 
Usiaku bukan lagi satu angka melainkan dua angka. Semakin bertambah usia akan semakin banyak hal yang harus dilewati. Waktu yang sempat kupunya dulu sekarang terasa begitu mahal. Merelakan Quality Time demi tanggung jawab yang harus terpenuhi. Aku tidak akan pernah bisa mengembalikan waktu yang sudah terbuang. Karena yang kupunya adalah sekarang, dan aku akan membuat yang terbaik dari yang kupunya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

E-Commerce, Pilar Utama Indonesia Menuju Pusat Ekonomi Digital Asia Tenggara

Si Legit dari Kota Hujan

Pelajaran dari Berwirausaha Sambil Bersedekah